Harus Baca! Karya Sastra Tradisi Indonesia

Posted by Ghozali on April 17th, 2018

Tradisi yang masih di Indonesia - Menurut umumnya kira-kira bahwa macapat datang saat akhir masa Majapahit beserta munculnya ajaran Walisanga, tapi hal ini namun dapat dikatakan untuk status di Jawa Tengah.

Sebab di Jawa Timur beserta Bali macapat dikenal sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh terdapat suatu tulisan dari Bali atau di Jawa Timur yang diketahui dengan judul Kidung Ranggalawé dibilang telah selesai ditulis ketika tahun 1334 Masehi.

Akan tetapi disamping itu , tarikh ini dihukum karena karya itu teruntuk dikenal versinya yang kian mutakhir bersama seluruh dokumen yang berisi teks itu berawal dari provinsi Bali. Sementara itu mengenai usia macapat, terpenting hubungannya disertai kakawin, mana yang lebih tua, ada dua pendapat yang berbeda.

Prijohoetomo berpendapat sesungguhnya macapat adalah turunan kakawin dengan tembang gedhé sebagai perantara. Pemikiran ini dibantah oleh Poerbatjaraka dengan Zoetmulder. Berdasarkan kedua pakar ini macapat sebagai metrum syair asli Jawa lebih tua usianya dari pada kakawin. Maka macapat baru tibat sehabis akibat India bertambah pudar.

Sumber : Https://Carakus.com

Struktur aturan Tembang Macapat

Sebuah karya sastra macapat kebanyakan terpecah menjadi beberapa pupuh, sedangkan setiap pupuh terpecah menjadi sejumlah pupuh . Setiap pupuh memakai metrum yang persis . Metrum ini lazimnya tergantung kepada watak maksud tulisan yang dibahas .

Total pada per pupuh berbeda-beda, terserah atas total tulisan yang digunakan. Sedangkan disetiap pada terpecah lagi menjadi larik Maupun gatra. Sementara disetiap larik Maupun gatra itu terpecah lagi menjadi suku kata ataupun wanda. Setiap gatra jadi memiliki jumlah suku kata yang tetap dan berakhir disertai sebuah vokal yang sama sejenis pula

Like it? Share it!


Ghozali

About the Author

Ghozali
Joined: April 13th, 2018
Articles Posted: 3

More by this author